Rabu, 23 September 2015

Puji syukur kehadirat Allah SAW atas limpahan rohmat barokah yang tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, para tabi’in tabi’ina muslimin-muslimat mukminin-mukminat dan mudah-mudahan tercurah pada kita semua. Amin…

Pada kesempatan ini kami panitia akan melaporkan hasil pelaksanaan Qurban tahun 1436 H / 2015 M yang dibebankan pada panitia.

Dalam rangka pelaksanaan Qurban tahun 1436 H / 2015 M panitia sekemampuannya telah melaksanakan sesuai dengan hasil musyawarah yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan Qurban, namun diakui dari panitia masih banyak kekurangan dan tidak bisa menjadikan keputusan semua pihak dan khususnya bagi para pengikut Qurban. Kami atas nama panitia dengan rendah hati memohon maaf. Mudah-mudahan untuk tahun yang akan datang dapat labih baik lagi dari tahun ini. Kami mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu untuk kelancaran kegiatan ini, atas nama panitia menyerahkan Laporan hasil kegiatan pelaksanaan Qurban tahun 1436 H ke Takmir Masjid sebagai Dokumen dan Masyarakat untuk diketahui.

Jumlah Hewan Qurban:
Sapi/Lembu : 7 Ekor
Kambing : 15 Ekor

Foto Kegiatan Penyembelihan Hewan Qurban 1436H
Masjid Baitul Muthohirin Pager






Sabtu, 05 September 2015

Playen, (sorotgunungkidul.com)--Halaman Balai Desa Logandeng, Kecamatan Playen berjubel pengunjung menyaksikan pertunjukan wayang kulit, Jumat malam (04/09/2015). Ki Dalang Seno Nugroho menggelar kelir panjang dan memajang 10 pesinden, satu diantaranya bintang tamu dari negeri matahari terbit.
Suhardi, Kepala Desa Logandeng menginformasikan, kegiatan tersebut adalah dalam rangka tasyakuran puncak bersih desa. Ki Seno Nugroho diminta membeberkan lakon Tumuruning Wahyu Katentreman.
"Alasan pemilihan lakon tersebut sangat sederhana. Desa Logandeng yang terdiri atas 10 padukuhan dalam hal rasulan selalu terbelah dua. Lima padukuhan bagian utara rasulan hari Senin Pahing, sementara separuhnya di belahan selatan rasulan hari Senin kliwon. Pentas wayang di balai desa merupakan simbol penyatuan kedua belah pihak," papar Suhardi.
Ki Seno Nugroho, dalang muda berparas ganteng, pada episode cangik dan limbuk melaksanakan perintah Suhardi sedemikian baik dan tertib. Melalui tembang karya Gesang, diselingi parikan oleh 10 pesinden berseragam serba merah muda mendoakan agar masyarakat Logandeng wareg, waras dan wasis.
Luar biasa, kata Ki Seno Nugroho, masyarakat Logandeng kedatangan tamu istimewa dari negeri Sakura, Jepang.
"Sampean nyinden pun pinten tahun Mbak (Kamu sudah menjadi penyanyi Jawa berapa tahun Mbak?)" demikian ki dalang menyapa Hiromi Kano, pesinden asal Chiba, Tokyo, Jepang itu.
Dengan bahasa Jawa yang relatif lancar, Hiromi menjawab,"Kula wonten Indonesia pun gangsal welas tahun. Sak niki manggen wonten Karanganyar, Solo. (Saya tinggal di Indonesia sudah 15 tahun. Sekarang tinggal di Karanganyar, Solo)."
Ratusan penonton tak bisa menahan tawa saat Ki Seno bertanya sedikit nakal, "Nek nyinden, sampeyan nate kepoyoh (kebelet pipis)?"
Gerrrr.... penonton tertawa, sementara Hiromi bingung. Dia tidak paham kosakata kepoyoh. Tetapi setelah dijelaskan, dia pun ikut tertawa.
Tepuk tangan menggemuruh ketika Hiromi melantunkan gending dolanan Caping Gunung didahuhlui dengan bowo gaya jenggleng. Sebanyak 9 pesinden lain yakni Tiwi, Agnes, Endah, Ayu, Tatin, Neti, Wahyu, Prastiwi, dan Sudiyati ikut menikmati suara Hiromi Kano.
Diperoleh keterangan pentas wayang semalam suntuk tersebut menelan dana Rp 60 juta. Semua murni swadaya masyarakat dan donatur.

Selasa, 01 September 2015

Padukuhan Pager, Dalam rangka ikut memeriahkan Bersih Desa, Masyarakat Padukuhan Pager Melaksanakan Kirab Budaya yang dilaksanakan pada Hari Minggu Tanggal 30 Agustus 2015. Setelah selesai mengikuti Kirab Budaya Masyarakat Padukuhan Pager di Hibur dengan Pementasan Sendratari.